Kita tahu bahwa Nitizen Indonesia kerap menghina tentang sistem pendidikan di Malaysia yang dipisahkan berdasarkan etnis, suku bangsa, dan agama tidak seperti yang ditayangkan di serial animasi Upin-Ipin yang tayang di TPI. Namun kalian semua tidak sadar bahwa di Indonesia saat tengah menerapkan sistem yang seperti di Malaysia, dimana sekolah negeri di Malaysia hanya diperuntukkan bagi kaum Melayu muslim dan perempuan dipaksa memakai atribut keagamaan agar ciri khas Melayunya tidak hilang sedangkan Sekolah vernakular dikhususkan bagi kaum Cina dan Tamil, dimana sekolah itu merupakan sekolah swasta yang tidak dibantu dana pendidikan dari kerajaan. Saat ini sekolah negeri di hampir wilayah Indonesia terkecuali Bali, Sulut, NTT, Nias, Maluku, Papua menerapkan sistem pendidikan yang berbasis agama dibandingkan ilmu pengetahuan liberal dan nilai-nilai toleransi. Dahulu sekolah negeri diperuntukkan bagi segala etnis,kaum dan seluruh penganut agama apapun tapi saat ini sekolah negeri seakan menerapkan sistem syari'at Islam dalam peraturan sekolah seperti mewajibkan setiap siswi perempuan berhijab, kalaupun ada yang menolak maka siap-siaplah dikeluarkan atau disuruh pindah sekolah. Bahkan dibeberapa daerah, siswi non Muslim pun kena imbasnya dimana mereka di wajibkan berhijab. Belum lagi setiap hari diwajibkan solat Dhuha bagi seluruh siswa sedangkan solat Dhuha itu sunah bukan wajib dan jika kedapatan tidak melakukannya maka dilarang masuk kelas pelajaran. Begitupun yang tidak solat Jumat, bahkan dihukum dengan di siram di depan umum, padahal sekolah negeri itu bukan pasantren ataupun MTS/MA. Keimanan dan ibadah itu buat diri sendiri bukan untuk konsumsi publik untuk ditunjukkan tapi tidak dengan niat yang baik. Belum lagi praktek nikah di sekolah negeri yang aduhai sungguh terlalu, itu lah mengapa kaum non muslim saat ini enggan menyekolahkan anak mereka di sekolah negeri karena sekolah negeri tidak sesuai dengan namanya lagi yang seharusnya menjadi tempat bagi semua.