Isu PPN 12%
Sebenarnya ramenya isu2 seperti kenaikan PPN 12% sampai isu Jokowi kandidat koruptor tahun 2024 itu muncul bukan secara kebetulan, tapi ya karena memang ada kepentingan untuk menggoreng isu2 tersebut baik untuk bisnis maupun untuk menutupi isu2 yg lain
Salah satunya terkait akan skandal salah satu sekjen partai terbesar di Indonesia yaitu partai nenek problematik yg merupakan idola para SJW dan Aktivis kiri Indonesia yg justru tersangkut korupsi jual beli suara rakyat bagi anggota DPR.
---------------------------------------
- Penetapan Jokowi sebagai kandidat koruptor terbesar 2024 itu sebenarnya polanya mirip seperti penetapan Trump dulu juga yg dituduh sebagai koruptor terbesar yg voting dan narasinya juga rame diviralkan oleh para Woke dan Aktivis kiri Amerika, Dimana sebenarnya isu ini diorkestrai oleh kubu Demokrat demi melindungi skandal anak presiden Joe Biden dan skandal petinggi2 Demokrat terkait permainan vaksin covid19.
Dan akhirnya ya memang terbukti Trump gak korupsi duit negara dia cuman terbukti menyuap bintang bokep agar gak ketahuan bininya selingkuh. Tentu hal ini gak bisa dibilang Korupsi secara hukum karena urusan pribadi Trump, tapi tetap aja para Woke dan aktivisi kiri Amerika ngeyel beranggapan itu sama dengan korupsi.
- Sama juga seperti kasus Gusdur dulu dimakjulkan sebagai presiden yg membuka kesempatan Megawati jadi presiden, ya karena gencarnya tuduhan Gusdur melakukan korupsi Brunei-gate dan Bulog-gate yg diramaikan oleh berbagai demo aktivis mahasiswa saat itu.
Tapi toh akhirnya setelah Gusdur lengseng bahkan sampai dia meninggal tidak terbukti Gusdur terlibat dalam korupsi tersebut.
---------------------------------------
Nah belajar dari tuduhan2 palsu dan tidak berdasar seperti ini kita haruslah kritis, jangan mudah digiring oleh narasi yg digerakan oleh jaringan buzzer dan aktivis bayaran.
Karena seperti kata embah Roosevelt :
"Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, Anda dapat bertaruh bahwa hal itu memang sudah direncanakan"